Kamis, 07 Februari 2019

Keunikan Rumah Baileo Adat Maluku

Keunikan Rumah Baileo Adat Maluku
Rumah Baileo Adat Maluku

Rumah Kebiasaan Maluku / Maluku ialah salah satunya propinsi di Indonesia yang cukuplah diketahui di arena dunia. Tidak hanya sebab menjadi penghasil lada paling besar, propinsi ini demikian diketahui sebab eksotika budayanya yang tersusun dari bermacam latar belakang suku, agama, serta ras. Salah satunya bukti eksotisnya budaya penduduk Maluku tertuang pada design rumah kebiasaan Baileo yang sekarang lebih diketahui menjadi rumah kebiasaan Maluku. 

Rumah Kebiasaan Maluku 


Rumah kebiasaan Baileo adalah simbol budaya sekaligus juga deskripsi sikap serta jati diri penduduk Maluku pada umumnya. Arsitektur serta nilai-nilai filosofis yang cukuplah unik membuat rumah kebiasaan ini cukuplah popular terpenting buat beberapa wisatawan. Nah, di peluang artikel kesempatan ini kami akan membahas mengenai kekhasan dari style arsitektur rumah kebiasaan Maluku itu dengan komplet bersama penuturannya. Buat Anda yang tertarik untuk tahu detil rumah kebiasaan yang satu ini, silahkan baca bahasan tersebut! 

1. Manfaat serta Susunan Rumah Kebiasaan 


Nama “Baileo” datang dari bahasa Maluku yang bermakna Balai. Sesuai dengan namanya, rumah kebiasaan ini memanglah bukan digunakan menjadi rumah penduduk Maluku. Rumah Baileo dengan turun temurun lebih diketahui menjadi balai kebiasaan tempat dilangsungkannya bermacam upacara kebiasaan, pertemuan kebiasaan, serta pekerjaan keagamaan. Sesuai dengan manfaat itu, design rumah ini lalu dibikin demikian rupa supaya bisa mendukung kegiatan-kegiatan yang dikerjakan di dalamnya. 

Rumah Baileo mempunyai susunan panggung. Tegaknya bangunan rumah ini didukung tiang-tiang kayu pendek yang berjajar ditanam ke tanah. Tiang yang biasanya dibikin dari kayu kelapa ini cuma menyokong lantai rumah. Sesaat atap didukung oleh tiang sambungan yang ukurannya lebih kecil. 

Lantai rumah memiliki ukuran cukuplah luas. Dibikin dari formasi papan yang ditumpangkan pada kerangka atap. Papan-papan yang jadi lantai diatur tiada dipaku. Walau demikian, waktu diinjak, lantai rumah ini tidak membuahkan bunyi benar-benar. Perihal ini sebab walau tiada dipaku, papan lantai sudah dikuatkan dengan tehnik kunci pada kerangka lantai yang tidak memungkinkannya untuk berdecit. 

Tiang penting yang menyokong rangka lantai pada rumah ini biasanya akan disambung memakai tiang balok yang memiliki ukuran lebih kecil tetapi lebih panjang. Tiang balok ini dipakai untuk menyokong kerangka atap rumah Baileo. Tiang-tiang sambungan ini pula berperan menjadi tahanan pagar rumah yang melingkari sisi di rumah. Mengenai pagar tempat tinggalnya sendiri dibikin dari formasi kayu yang dipasang sama-sama silang serta dikuatkan dengan ikatan ijuk. 

Kerangka atap menyokong atap yang terbuat dari daun sagu atau daun kelapa. Atap itu diatur hingga berupa seperti prisma dengan selasar dibagian depan serta belakangnya. Walau dibikin berbahan alam, atap rumah kebiasaan Maluku ini masih awet serta bertahan lama. 

Sebab mempunyai susunan panggung, rumah kebiasaan ini diperlengkapi dengan tangga menjadi jalan masuk rumah. Ada 3 buah tangga, yaitu tangga depan, tangga kiri, serta tangga belakang. Spesial di bagian tangga depan, kita akan temukan terdapatnya satu batu yang jadi alas pijakan tangga. Batu yang bernama Pamali itu berupa datar serta seringkali dipakai untuk meletakan sesaji. 

2. Ciri Ciri khas serta Nilai Filosofis 


Tidak hanya mempunyai kekhasan dari susunan arsitekturnya, rumah kebiasaan Baileo pun mempunyai beberapa keunikan yang sekaligus juga sarat dengan nilai filosofis. Keunikan serta nilai filosofis dari rumah kebiasaan Maluku ini diantaranya: 

Design rumah yang tidak berdinding memiliki arti keterbukaan penduduk Maluku pada semua pergantian. Diluar itu, rumah tiada dinding dipercaya bisa membuat roh nenek moyang dapat bebas masuk serta keluar rumah. Lantai rumah dibikin tambah tinggi dari tanah supaya roh nenek moyang bisa dikasih tempat dengan derajat yang tambah tinggi disamping Tuhan. 

Terdapatnya sebuah ornament berbentuk ukiran, seperti ukiran 2 ekor ayam bertemu yang diapit 2 ekor anjing di mulut jalan masuk rumah sisi depan serta ukiran matahari, bulan, serta bintang di atap rumah. Ukiran ini melambangkan keutuhan hukum kebiasaan Maluku. Tiang-tiang penyangga rumah terbagi dalam semasing 9 buah di muka serta belakang rumah, dan 5 buah disamping kanan serta kiri rumah. Jumlahnya tiang itu melambangkan persekutuan antardesa serta grup di Maluku. 

Nah, demikian penjelasan tentang kekhasan rumah kebiasaan Baileo yang sekarang sudah jadi simbol rumah kebiasaan Maluku. Cukuplah unik kan? Tertarik untuk menelusuri tiap-tiap detil dari rumah kebiasaan ini dengan cara langsung, silahkan hadir ke Maluku di berlibur musim ini.